Recent Post

Minggu, 10 Januari 2010

Profil (Biodata) Gus Dur


“Kami Turut Berduka Cita yang Sedalam dalamnya atas meninggalnya gusdur, semoga semua amal ibadahnya di terima Allah SWT.”

Dilahirkan dengan nama lengkap Abdurrahman Addakhil yang berarti Sang Penakluk, di Jombang 7 September 1940 silam. Namun pada akhirnya kata ‘Addakhil’ diubah menjadi ‘Wahid’. Tokoh yang sering dipanggil Gus Dur ini adalah seorang ulama dan juga tokoh Nadhlatul Ulama (NU). Tak heran putra pertama dari enam bersaudara ini adalah putra pasangan K.H Hasyim Asyari, pendiri NU dan Hj. Sholehah.

Di bidang pendidikan, pada November 1963 Gus Dur sempat belajar di Universitas Al Azhar, Mesir. Dan di 1966 beliau pindah ke Universitas Baghdad. Ia juga pernah menempuh pendidikan di Universitas Leiden, Belanda, dan menimba ilmu diJerman serta Perancis, dan akhirnya pada 1971, beliau kembali ke tanah air.

Gus Dur yang sempat tidak naik kelas ini, memang sudah jadi pemberitaan sejak dahulu. Bermula ketika ia menjabat sebagai Ketua Umum NU pada 1984 hingga 1999. Dari organisasi keagamaan, Gus Dur mulai melirik Forum Demokrasi, dan menjadi ketuanya pada 1990.

Sekitar tahun 1998, Gus Dur membentuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan duduk sebagai Ketua Dewan Penasehat. Pada 1999, beliau menjabat sebagai anggota MPR dan berhasil menjadi Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Dalam masa kepemimpinannya, salah satu gebrakannya adalah membuat hari Imlek sebagai hari libur nasional.

Dalam kehidupan pribadinya, menikah dengan Sinta Nuriyah. Dari pernikahannya ini, Gud Dur yang terkenal ceplas-ceplos ini, dikaruniai empat anak, Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari. Dari keempat anaknya, yang terlihat aktif di politik adalah Yenny.

Sejak menjabat sebagai Presiden, Gus Dur memang sudah menderita banyak penyakit. Beberapa kali beliau mengalami serangan stroke, diabetes dan ginjal juga pernah dideritanya. Dan pada Rabu, 30 Desember 2009, beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Gus Dur meninggal di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta akibat beberapa komplikasi penyakitnya.

1 komentar:

Pokoknya yang jelas, aku benci banget kepada si Gusdur, karena mengapa?...
Alasannya cuma satu, yakni karena dia bukan orang-orang yang Fanatisme berat!

Mending sih kalau dia bukan ulama yang apalagi dia bukan ketua Nahdatul Ulama (NU), tidak apa-apa tidak Fanatisme juga. Tapi ini mengaku-ngaku sebagai orang yang 'Alim (Ulama), tapi anehnya dia malah terperosok ke bidang politik!

Yang jadi pertanyaannya adalah: "Pantaskah seorang 'Alim 'Ulama kayak Gusdur terperosok ke dunia Politik?..."

Lihatlah saja contohnya, Kiayi Haji Zaynudin M.Z., dia adalah Ustadz plus Kiayi tersohor senusantara, tapi anehnya dia malah terperosok ke dunia politik.

Maka Allah Ta'ala menurunkan Azab bagi si Zaynudin M.Z yaitu dia tidak menjadi lagi Ustadz plus Kiayi tersohor kembali di Nusantara ini, dan dirinya tidak terpilih untuk menjadi sang Presiden!

Pantaskah seorang 'Alim lebih mencintai kenegaraan and kebangsaan daripada mencintai Allah Ta'ala dan Rasul-Nya?...

Allah Ta'ala telah berfirman didalam Al-Qur'an yang mulia (Sorry, Guyz, surahnya and ayaahnya aku lupa lagi!): "Barangsiapa yang merubah hukum dan syari'at Allah (Ketentuan didalam ajaran agama Islam), maka dia Kafir!"
(Al-Qur'an).

dan:
"Dan barangsiapa yang tak menegakkan syari'at Islam, maka dia adalah orang yang Fasiq!"
(Al-Qur'an).

dan:
"Dan barangsiapa yang tak pernah mau untuk menegakkan hukum dan syari'at Allah, maka dia adalah tergolong orangt-orang yang Zhalim (Orang-Orang YAng Durhaka)!"
(Al-Qur'an).

Nah, salah satu dari hukum dan syari'at Allah adalah kefanatikan bagi para orang-orang yang Musyrik dan Syirik (Kafir/Non Muslim).





So, dengan kata lain, Gusdur adalah orang yang buta mata dan buta hati!
Dia adalah orang yang tersesat di dunia dan di akhirat, yang disebabkan karena mata nya sudah tertutupi oleh Fulus, dan hidung nya pun sudah tertutupi oleh baunya Fulus, dan juga telinga nya pun sudah tertutupi oleh desisan suara Fulus ketika dia memegang lembaran-lembaran kertas dan koinnya!

NA'UDZUBILLAHI MIN DZALIQ!


Semoga-moga hidup kita tidaklah seperti ini!


Salam Islam!

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More